Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Filsafat Islam
Dosen Pengampu: Abdul Halim,. M. Ag.
Disusun oleh :
Kelompok VIII
Untung Ali Romdon
Nailul Muna
Muflih
Hadi Prayitno
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS SULTAN FATAH DEMAK
TAHUN 2010
RELEVANSI FILSAFAT DENGAN AGAMA
A. Latar Belakang
Ilmu pengetahuan, filsafat, dan agama mempunyai hubungan yang terkait dan reflektif dengan manusia. Dikatakan terkait karena ketiganya tidak dapat bergerak dan berkembang apabila tidak ada tiga alat dan tenaga utama yang berada dalam diri manusia. Tiga alat dan tenaga utama manusia adalah akal pikiran, rasa, dan keyakinan sehingga dengan ketiga hal tersebut manusia dapat mencapai kebahagiaan bagi dirinya.
Menurut Prof. Nasroen, S.H., mengatakan bahwa filsafat yang sejati haruslah berdasarkan pada agama. Malahan filsafat yang sejati itu adalah terkandung dalam agama. Apabila filsafat tidak berdasarkan pada agama dan filsafat hanya semata-mata berdasarkan atas akal pikir saja, maka filsafat tersebut tidak akan memuat kebenaran yang obyektif, karena yang memberikan penerangan dan putusan adalah akal pikiran. Sedangkan kesanggupan akal pikiran terbatas, sehingga filsafat yang hanya berdasarkan pada akal pikiran semata-mata tidak akan sanggup memberi kepuasan bagi manusia, terutama dalam rangka pemahamannya terhadap Yang Ghaib. [1]
B. Rumusan Masalah
Hal yang dapat dijadikan rumusan masalah adalah:
1. Apakah pengertian agama?
2. Apakah filsafat ilmu pengetahuan yang otonom?
3. Bagaimanakah perbandingan antara ilmu pengetahuan, filsafat dan agama?
C. Pembahasan
1. Pengertian Agama
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia agama adalah ajaran, sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Maha kuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta lingkungannya
Mukti Ali pernah mengatakan, “bahwa barangkali tidak ada kata yang paling sulit diberi pengertian dan definisi selain kata agama”. Pernyataan ini didasarkan pada tiga alasan, yaitu [2]:
1) bahwa pengalaman agama adalah soal batin, subjektif, dan sangat individualis sifatnya.
2) Barang kali tidak ada orang yang begitu bersemangat dan emosional daripada orang yang membicarakan agama. Karena itu, setiap pembahasan tentang arti agama selalu ada emosi yang melekat erat sehingga kata agama sulit didefinisikan.
3) konsepsi tentang agama dipengaruhi oleh tujuan dari orang yang memberikan definisi tersebut.
Mukti Ali, M. Sastrapratedja mengatakan bahwa salah satu kesulitan untuk berbicara mengenai masalah agama secara umum ialah adanya perbedaan-perbedaan dalam memahami arti agama, di samping adanya perbedaan juga dalam cara memahami serta penerimaan setiap agama terhadap suatu usaha memahami agama. Setiap agama memiliki interprestasi (tafsiran) diri yang berbeda dan keluasan interprestasi diri itu juga berbeda-beda.[3]
Pengertian agama dari segi bahasa dapat kita ikuti antara lain uraian yang diberikan Harun Nasution. Menurutnya, dalam masyarakat Indonesia selain dari kata agama, dikenal pula kata din (دِيْنٌ) dari bahasa Arab dan kata religi dalam bahasa Eropa. Menurutnya, agama berasal dari kata Sanskrit. Menurut satu pendapat, demikian Harun Nasution mengatakan, kata itu tersusun dari dua kata, A = tidak dan GAM = pergi, jadi agama artinya tidak pergi, tetap ditempat, diwarisi secara turun-temurun. Hal demikian menunjukkan pada salah satu sifat agama, yaitu diwarisi secara turun-temurun dari satu generasi ke generasi lainnya. Selanjutnya, ada lagi pendapat yang mengatakan bahwa agama adalah teks atau kitab suci, dan agama-agama memang mempunyai kitab-kitab suci. Selanjutnya dikatakan lagi bahwa agama berarti tuntutan. Pengertian ini tampak menggambarkan salah satu fungsi agama sebagai tuntunan bagi kehidupan manusia.
Selanjutnya din dalam bahasa Semit berarti undang-undang atau hukum. Dalam bahasa Arab kata ini mengandung arti menguasai, menundukkan, patuh, utang, balasan, dan kebiasaan. Pengertian ini juga sejalan dengan kandungan agama yang di dalamnya terdapat peraturan-peraturan yang merupakan hukum yang harus dipatuhi penganut agama yang bersangkutan.
Adapun kata religi berasal dari bahasa Latin. Menurut satu pendapat, demikian Harun Nasution mengatakan, bahwa asal kata religi adalah relegere yang mengandung arti mengumpulkan dan membaca. Pengertian itu juga sejalan dengan isi agama yang mengandung kumpulan cara-cara mengabdi kepada Tuhan yang terkumpul dalam kitab Suci yang harus dibaca. Tetapi menurut pendapat lain, kata itu berasal dari kata religare yang berarti mengikat. Ajaran-ajaran agama memang mempunyai sifat mengikat bagi manusia. Ikatan ini mempunyai pengaruh besar sekali terhadap kehidupan manusia sehari-hari. Ikatan itu berasal dari suatu kekuatan yang lebih tinggi dari manusia. Suatu kekuatan gaib yang tak dapat ditangkap oleh panca indra.
1. Filsafat adalah Ilmu Pengetahuan yang Otonom (Berdiri Sendiri)
Mengenai filsafat adalah ilmu pengetahuan yang otonom, disini terdapat perselisihan pendapat. Maka kami akan menampilkannya, yaitu sebagai berikut[4]:
1. Ada yang mengatakan : Filsafat berdasarkan dan berpangkalan pada wahyu (revelation) dari Tuhan, konsekuensinya adalah filsafat bukanlah suatu ilmu yang berdiri sendiri, yang otonom, tidak berdasarkan kodrat akal budi manusia, melainkan sama sekali tergantung dari dan ditentukan isinya oleh agama. Eksistensinya filsafat menjadi filsafat agama. Dalam eksistensinya yang demikian ini filsafat agama dapatlah dibedakan atas 2 jenis, yaitu :
1. Filsafat agama pada umumnya ini adalah hasil pemikiran dasar-dasar agama yang bersifat analitis, rasional, dan kritis, tetapi bebas (terlepas) dari ajaran-ajaran agama. Dalam pembahasannya tentang ajaran-ajaran agama disatu pihak bersifat membenarkan dan di pihak bisa bersifat mengingkarinya. Oleh karena itu pembahasannya berkisar pada sifat pertanyaan yang hakiki seperti antara lain : Apakah agama itu?, Dari manakah asalnya agama itu?, Apakah tujuan agama itu?, Dimanakah batas akhirnya agama itu?
2. Filsafat sesuatu agama atau teologi (ilmu agama) membahas dasar-dasar yang terdalam tentang suatu agama tertentu, misalnya: teologi Islam, teologi Nasrani, teologi Yahudi. Pembahasannya masing-masing tidak lagi mempermasalahkan kebenaran agama yang dibahasnya itu, karena telah diterima sepenuhnya sebagai kebenaran. Sifat pembahasannya juga bersifat analitis, rasional, dan kritis dengan tujuan memberikan alasan rasional dari pembenaran agama itu. Jadi tugas filsafat di sini ialah berusaha mengantarkan ajaran-ajaran agama itu ke dalam budi manusia sehingga dapatlah diterima dan dipahami sepenuhnya secara rasional.
2. Ada pula yang mengatakan : Yang ada pada kita, yaitu hanya akal budi manusia saja; agama dan kepercayaan mereka anggap kolot atau ketinggalan zaman, paling banter hanya perasaan saja. Untuk pendapat ini patutlah ditampilkan aliran filsafat rationalisme dengan tokoh-tokohnya antara lain :
1) Rene Descartes (nama latinnya Cartesius) yang terkenal dengan ucapannya “Cogi ergo sum; jepense doncje suis; sive existo “, yang berarti ” Saya berfikir karena itu saya ada”.
2) Benedictus ce Spinoza. Ia dikenal dengan ajarannya tentang substansi yang disebut monisme. Hanya ada satu substansi yang meliputi segala sesuatu yang dinamakannya “deus sive substance” atau ” deus sive natura”. Hal ini menampakkan diri dalam dua jenis bentuk. Yang satu mempunyai tanda yang berupa keluasan/kelapangan, sedangkan yang lain tandanya ialah kesadaran.
3) Gottfried Wilhelm Leibnitz. Ia terkenal dengan ajarannya tentang “monade”. Bahwa yang merupakan kekuatan yang sebenarnya adalah gaya atau kekuatan. Pusat-pusat gaya atau kekuatan itu mempunyai kesadaran dan kehendak seperti roh atau jiwa kita yang disebut monade-monade.
Aliran filsafat lain yang ditampilkan adalah materialisme. Dalam pandangan filsafat ini, baik yang kolot maupun yang modern manusia pada instansi terakhir adalah benda dunia (materi) seperti benda lainnya. Aliran ini tidak langsung menyamakan antara manusia dengan hewan, tetapi nanti pada akhirnya pada dasarnya atau pada prinsipnya. Dari segi bentuk manusia memang lebih unggul, tetapi pada hakikatnya sama saja. Jadi manusia hanyalah resultante atau akibat dari proses-proses unsur kimia belaka. Tokoh-tokohnya yang terkenal ialah Ludwig Feuerbach, Karl Marx, Friedrich Nietzsche, dan lain-lain.
Menurut Filsuf Bertrand Russell: Antara agama dan ilmu pengetahuan terletak suatu daerah yang tak bertuan. Daerah ini diserang baik oleh agama maupun ilmu pengetahuan. Daerah tak bertuan ini adalah filsafat.
Filsafat sebagai ilmu tidaklah berdasarkan atau berpangkalan pada wahyu Allah/ agama melainkan adalah otonom di lapangannya sendiri, merupakan suatu ilmu tersendiri. Jadi filsafat bukan agama dan agama bukan filsafat.
3. Perbandingan Ilmu Pengetahuan, Filsafat dan Agama
Mengenai perbandingan antara ilmu pengetahuan, filsafat dan agama ini berikut saya akan tampilkan tentang persamaan dan perbedaannya, yaitu :
1. Adapun titik persamaannya adalah sebagai berikut :
a) Ketiganya baik ilmu pengetahuan, filsafat maupun agama merupakan sumber atau wadah kebenaran (obyektivitas) atau bentuk pengetahuan.
b) Dalam pencarian kebenaran itu ketiga bentuk pengetahuan itu masing-masing mempunyai metode, system dan mengolah obyeknya selengkapnya sampai habis-habisan.
c) Ilmu pengetahuan bertujuan mencari kebenaran tentang mikro-kosmos (manusia), makro-kosmos (alam) dan eksistensi Tuhan/Allah.
2. Sedangkan titik perbedaannya adalah sebagai berikut :
a) Sumber kebenaran pengetahuan dan filsafat adalah sama, keduanya dari manusia itu sendiri dalam arti pikiran pengalaman dan intuisinya. Oleh karena itu disebut juga bersifat horizontal dan immanent (tetap ada). Sumber kebenaran agama adalah dari Allah di langit, karena itu disebut juga bersifat vertical dan transcendental/ diluar pengertian dan pengalaman manusia biasa.
b) Approach (pendekatan) kebenaran ilmu pengetahuan, yaitu dengan jalan riset, pengalaman (empiri), dan percobaan sebagai tolak ukurnya. Approach kebenaran filsafat, yaitu dengan jalan perenungan (spekulatif) dari akal budi manusia secara radikal, sistematis dan universal tanpa pertolongan dan bantuan dari wahyu Allah. Approach kebenaran agama dengan jalan berpaling kepada wahyu Allah yang dikodifikasikan dalam kitab suci Taurat, Injil, dan Al-Qur’an.
c) Tujuan ilmu pengetahuan itu hanyalah bersifat teoritis, demi ilmu pengetahuan dan umumnya pengamalannya untuk tujuan ekonomi praktis atau kenikmatan jasmani manusia. Tujuan filsafat ialah kecintaan kepada pengetahuan yang bijaksana dengan hasil kedamaian dan kepuasan jiwa yang sedalam-dalamnya. Tujuan agama adalah kedamaian, keharmonisan, kebahagiaan, keselamatan, keselarasan, dan keridhaan Allah.
D. Kesimpulan
Dari berbagai uraian diatas dapat disimpulkan , yaitu :
1. gama adalah ajaran, sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Maha kuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta lingkungannya
2. Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang otonom
3. Ilmu berdasarkan pada akal pikir lewat pengalaman dan indera, dan filsafat mendasarkan pada otoritas akal murni secara bebas dalam penyelidikan terhadap kenyataan dan pengalaman terutama dikaitkan dengan kehidupan manusia. Sedangkan agama mendasarkan pada otoritas wahyu.
DAFTAR PUSTAKA
Achmadi, Asmoro. 2003. Filsafat Umum. Jakarta; PT. Raja Grafindo Persada
Antoni, Yuzar, lihat di http://antoniyuzar.wordpress.com/2009/07/27/relevansi-filsafat-dengan-agama/, di akses tanggal 25 Desember 2010
Nata, Abuddin. 2004. Metodologi Studi Islam. Jakarta; PT. Raja Grafindo Persada.
Salam, Burhanuddin. 2003. Pengantar Filsafat. Jakarta; PT. Bumi Aksara.
[1] http://antoniyuzar.wordpress.com/2009/07/27/relevansi-filsafat-dengan-agama/
[2] A. Mukti Ali, Universitas dan Pembangunan, (Bandung; IKIP Bandung, 1971), hlm. 4. lihat kutipan Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam, (Jakarta; PT. Raja Grafindo Persada, 2004), cet. IX, hlm. 8.
[3] M. Sastraprateja, Agama dan Kepedulian Sosial dalam Soetjipto Wirosardjono, Agama dan Pluralitas Bangsa, (Jakarta; P3M, 1991), cet. I, hlm. 29. lihat kutipan Ibid.
[4] Burhanuddin Salam, Pengantar Filsafat, (Jakarta; PT. Bumi Aksara, 2003), cet. V, hlm. 156-158
Kelompok VII
Imam Djazuli
M. Sodikin
Umi Fatchiyah
Untung Ali Romdon
Zaenal Arifin
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS SULTAN FATAH DEMAK
TAHUN 2010
HADITS TENTANG PERSAUDARAAN DALAM ISLAM
Latar Belakang
Pada zaman sekarang seiring dengan perkembangan teknologi persaudaraan antara sesama manusia semakin erat. Seolah tanpa batas kita berkomunikasi dengan teman atau saudara kita yang ada di luar daerah atau di luar negeri.
Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan kaum Muslimin untuk menegakkan persaudaraan (ukhuwah). Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam dalam berbagai hadits juga memerintahkan ummatnya untuk melakukan hal yang sama. Semangat persaudaraan di antara sesama Muslim hendaknya didasari karena Allah semata, karena ia akan menjadi barometer yang baik untuk mengukur baik-buruknya suatu hubungan .
Banyak sekali Hadis yang berhubungan dengan persaudaraan yang telah diriwayatkan oleh beberapa tokoh muslim kita diantaranya al Bukhory, Muslim, At Tirmidzi dan lain sebagainya.
Rumusan Masalah
Dari uraian di atas hal- hal yang dapat dijadikan rumusan masalah adalah :
1. Apa sajakah Hadits- Hadits tentang persaudaraan?
2. Bagaiamanakah riwayat hidup periwayat hadits tersebut?
B. Pembahasan
Hadits Tentang Persaudaraan Riwayat al Bukhori
1. Persaudaraan bagaikan satu badan
عن النعما ن بن بشير رضى الله عنهما قا ل : قا ل رسو ل الله صلى الله عليه وسلم :
تر ى المؤ منين فى تراحمهم وتوا دهم وتعا طفهم كمثل الجسد اذا اشتكى عضو تداعى
سا ئر جسده بالسهر و الحمى . (اخرجه البخارى : كتاب الأدب : – باب رحمة الناس والبهائم
Artinya : “An-Nu’man bin Basyir berkata, Nabi SAW. Bersabda, ‘Anda akan melihat kaum mukminin dalam kasih sayang dan cinta-mencintai, pergaulan mereka bagaikan satu badan, jika satu anggotanya sakit, maka menjalarlah kepada lain-lain anggota lainnya sehingga badannya terasa panas dan tidak dapat tidur.” H.R. Bukhori
2. Persaudaraan memperpanjang usia dan rejeki
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِي رِزْقِهِ وَيُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ
Artinya “Barangsiapa yang ingin dipanjangkan usianya dan dibanyakkan rezekinya, hendaklah ia menyambungkan tali persaudaraan” (H.R. Bukhari-Muslim).
3. Larangan Memutuskan Silaturahmi
حَدِيثُ أَبُو أَيُّوبَ الأَنْصَارِيِّ / أَنَّ رَسُولُ صلى الله عليه وسلم قَالَ : لا يَحِلُّ لِمُسْلِمٍ / أَنْ يَهْجُرَ أَخَاهُ فَوْقَ ثَلاثٍ / يَلْتَقِيَانِ فَيَصُدُّ هَذَا وَيَصُدُّ هَذَا / وَخَيْرُهُمَا الَّذِى يَبْدَأُ بِالسَّلامِ.
(اخرجه البخا ري فى : ۷۸- كتاب الأدب : ٦۲- باب الهجرة وقول رَسُولُ صلى الله عليه وسلم : لا يحل لِمُسْلِمٍ أن يهجر أخاه فوق ثلاث)
Artinya “Abu Ayyub Al-Anshari r.a berkata, bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Tidak dihalalkan bagi seorang muslim memusuhi saudaranya lebih dari tiga hari sehingga jika bertemu saling berpaling muka, dan sebaik-baik keduanya adalah yang mendahului memberi salam.” (Dikeluarkan oleh Imam Bukhari : (78) kitab “Tata Krama” (27) bab : “Hijrah dan ucapan Rasulullah SAW, tidak halal bagi seorang laki-laki menghindari saudaranya lebih tiga hari.” )
Hadits Tentang Persaudaraan Riwayat Muslim
Seorang muslim itu adalah saudara bagi muslim yang lain
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم : لاَ تَحَاسَدُوا وَلاَ تَنَاجَشُوا وَلاَ تَبَاغَضُوا وَلاَ تَدَابَرُوا وَلاَ يَبِعْ بَعْضُكُمْ عَلَى بَيْعِ بَعْضٍ وَكُوْنُوا عِبَادَ اللهِ إِخْوَاناً . الْمُسْلِمُ أَخُو الْمُسْلِمِ لاَ يَظْلِمُهُ وَلاَ يَخْذُلُهُ وَلاَ يَكْذِبُهُ وَلاَ يَحْقِرُهُ . التَّقْوَى هَهُنَا -وَيُشِيْرُ إِلَى صَدْرِهِ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ - بِحَسَبِ امْرِئٍ مِنَ الشَّرِّ أَنْ يَحْقِرَ أَخَاهُ الْمُسْلِمَ، كُلُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ حَرَامٌ دَمُهُ وَمَالُهُ وَعِرْضُهُ [رواه مسلم]
Dari Abu Hurairah "Kamu sekalian, satu sama lain Janganlah saling mendengki, saling menipu, saling membenci, saling menjauhi dan janganlah membeli barang yang sedang ditawar orang lain. Dan jadilah kamu sekalian hamba-hamba Allah yang bersaudara. Seorang muslim itu adalah saudara bagi muslim yang lain, maka tidak boleh menzhaliminya, menelantarkannya, mendustainya dan menghinakannya. Taqwa itu ada di sini (seraya menunjuk dada beliau tiga kali). Seseorang telah dikatakan berbuat jahat jika ia menghina saudaranya sesama muslim. Setiap muslim haram darahnya bagi muslim yang lain, demikian juga harta dan kehormatannya". HR. Muslim
Hadits Tentang Persaudaraan Riwayat Abu Daud
Dua Muslim Berjabat Tangan
عن البراء قال قال رسول الله صلى اللهم عليه وسلم ما من مسلمين يلتقيان فيتصافحان إلا غفر لهما قبل أن يفترقا
Artinya “Setiap dua orang muslim bertemu dan berjabat tangan nescaya diampunkan dosa keduanya sebelum mereka berpisah” (Riwayat Abu Daud)
Analisa Rijal
1. An-Nu’man bin Basyir
Nu'man ibn Basyir merupakan seorang sahabat Nabi dari golongan Ansar yang lahir pada tahun 1 Hijriah. Ini bermakna beliau sebaya dengan Abdullah ibn Zubair. Kelahiran beliau bersama Abdullah gencar menyangkal fitnah kaum Yahudi Madinah sekaligus memberi dukungan moral kepada umat Islam ketika itu.Rasulullah S.A.W mengatakan bahwa kelak beliau akan mati syahid dalam satu pertempuran.
Selain sebaya, Nu'man merupakan teman rapat kepada Abdullah ibn Zubair. Bakat kepimpinan yang ada pada beliau menarik perhatian Abdullah lalu Nu'man dilantik sebagai Gabenor ketika wilayah Hijaz berada di bawah kekuasaan Abdullah ibn Zubair.Dalam mempertahankan wilayahnya, beliau terkorban dalam pertempuran menentang kerajaan Bani Ummaiyyah di bawah pemerintahan Marwan bin al-Hakam .
2. Abu Ayyub al-Ansari
Abu Ayyub al-Ansari r.a (587 - 668) atau nama sebenarnya Khalid bin Zaid bin Kulaib dari Bani An-Najjar. Beliau mendapat penghormatan kerana Rasulullah s.a.w turun dari unta baginda di rumah beliau selepas baginda memasuki Madinah semasa baginda berhijrah ke sana dari Mekah.
Semasa Rasulullah s.a.w memasuki Madinah, setiap orang dari kalangan orang-orang Ansar bercita-cita supaya Rasulullah s.a.w turun dari unta baginda di rumah mereka. Mereka menghalang perjalanan unta Nabi s.a.w secara silih berganti supaya unta baginda menghala ke rumah mereka kemudian Nabi bersabda kepada mereka: (Biarkanlah ia pergi kerana ia telah diperintahkan). Lalu unta tersebut terus berjalan sehinggalah ia berhenti di halaman rumah Abu Ayyub Al-Ansari r.a.
Abu Ayyub terlalu gembira melihat keadaan tersebut lalu beliau terus mendapatkan Rasulullah s.a.w menyambut kedatangan baginda dengan perasaan terlalu gembira dan rasa sangat terharu sambil membawa barang-barang yang dibawa oleh Nabi s.a.w seolah-olah beliau membawa khazanah dunia kemudian terus masuk ke rumahnya.
Jasa dan sumbangan
Beliau terlibat dalam peperangan menentang kerajaan Rom Byzantine sejak mula perjuangan hinggalah ke zaman pemerintahan Muawiyah. Beliaulah yang diisyaratkan oleh baginda dalam hadisnya yang bermaksud:
"Seorang lelaki yang soleh akan syahid dan akan dikuburkan di bawah kubu kota Konstantinopel"
Turki Uthmaniyyah mengangkat beliau sebagai idola dalam usaha pembebasan kota Konstantinopel ketika zaman pemerintahan Sultan Muhammad al-Fatih.
C. Penutup
Kesimpulan
Dari beberapa uraian di atas dapat disimpulkan bahwa hadits yang berbicara tentang persaudaraan ternyata ada banyak diantaranya yang berbicara tentang memutuskan silaturrahmi yang dilarang, bahwaw sesama muslim itu bersaudara, selain itu juga silaturraahmi dapat memperpanjang usia dan menambah rejeki. Periwayat hadist pada dasarnya adalah tokoh- tokoh Islam yang mulia dan berjasa dalam sejarah periwayatan hadits.
Saran
Semoga dengan adanya makalah ini bisa meningkatkan persaudaraan kita sebagai umat Islam
DAFTAR PUSTAKA
http://pastipanji.wordpress.com/2009/06/20/pesan-persaudaraan-dalam-hadits/
http://daffodilmuslimah.multiply.com/reviews/item/237
http://www.w4kg3ng.co.cc/2009/10/hadits-tentang-persaudaraan.html
http://halaqah.net/v10/index.php?topic=9819.0
http://ms.wikipedia.org/wiki/Nu’man_ibn_Basyir
http://ms.wikipedia.org/wiki/Abu_Ayyub_al-Ansari
kiflipaputungan.wordpress.com/2010/04/10/hadits-tentang-memelihara-persaudaraan/
program salafidb versi. 2.1
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Logika
Dosen Pengampu: Ahmad Nur Qodin, S.HI
Disusun oleh :
Kelompok VII
Ahmad Rudhiarto
Muhammad Fauzan
Nanik Muhajiroh
Siti Mukaromah
Untung Ali Romdon
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS SULTAN FATAH DEMAK
TAHUN 2010
PROBABILITAS
Oleh:
Ahmad Rudhiarto, Muhammad Fauzan, Nanik Muhajiroh, Siti Mukaromah
Untung Ali Romdon
A. Latar Belakang
Kehidupan adalah tempat kita menentukan kebijaksanaan didasarkan atas kemungkinan-kemungkinan. Sedikit sekali hal-hal yang pasti dalam hidup ini, sesuatu yang kita yakini sebagai “benar” bila kita analisis secara tepat dengan fakta yang ada akan hanya menunjukkan, tingkatan dari kemungkinan yaitu biasanya, kemungkinan besar, mungkin sekali, ataupun hampir pasti.
Generalisasi, teori, hubngan kausal yang telah kita pelajari meskipun didukung oleh fakta-fakta yang cukup dan terpercaya, konklusinya dipakai sebagai dasar deduktif, toh tidak memberikan pengetahuan yang pasti. Itulah sebabnya David Hume berkata bahwa “Apabila kita mempergunakan argumen yang disusun atas dasar pengalaman kita di masa lampau sebagai dasar pertimbangan untuk membut ramalan di masa mendatang maka argumen ini haya merupakan kemugkinan (probabilitas).
B. Rumusan Masalah
Hal- hal yang dapat dijadikan rumusan masalah adalah:
1. Apakah pengertian probabilitas?
2. Berapakah macamnya probabilitas?
3. Bagaimana hubungan ilmu dan probabilitas?
C. Pembahasan
1. Pengertian probabilitas.
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia Probabilitas adalah kemungkinan. Peluang atau kebolehjadian atau dikenal juga sebagai probabilitas adalah cara untuk mengungkapkan pengetahuan atau kepercayaan bahwa suatu kejadian akan berlaku atau telah terjadi . Secara umum Probabilitas dapat dipahami sebagai suatu nilai dari 0 s/d 1 yang menunjukkan seberapa besar kemungkinan terjadinya suatu peristiwa.
Sedikitnya terdapat dua hal penting yang perlu digarisbawahi dari pengertian di atas yaitu mengenai kemungkinan (peluang) dan pengertian tentang kejadian.
Suatu kejadian (event), adalah sekumpulan atau lebih dari hasil-hasil yang mungkin pada suatu eksperimen. Adapun hasil (outcome) adalah sekumpulan data yang merupakan seluruh hasil dari eksperimen. Sedangkan eksperimen (experiment) sendiri menjelaskan suatu proses yang dilakukan untuk mendapatkan hasil-hasil yang dapat diamati lebih jauh. Sebagai contoh, proses pelemparan dadu untuk mendapatkan hasil adalah merupakan suatu eksperimen (experiment). Sedangkan 1, 2, 3, 4, 5, 6 adalah keseluruhan hasil (outcomes) yang mungkin terjadi. Kumpulan angka genap (2, 4, 6) atau kumpulan angka ganjil (1, 3, 5) adalah kejadian (event).
Contoh lain, menghitung jumlah pegawai golongan III dengan masa kerja di atas 5 tahun adalah merupakan suatu eksperimen (experiment). 0, 1, 2, dst adalah hasil yang mungkin terjadi (outcome). Lebihdari 15 pegawai golongan III dengan masa kerja di atas 5 tahun, kurang dari 27 pegawai golongan III dengan masa kerja di atas 5 tahun adalah contoh-contoh dari kejadian (event).
Membicarakan kemungkinan terjadinya sesuatu maka sama saja dengan membicarakan hal yang belum terjadi. Dalam statistika, lingkup yang membicarakan mengenai hal yang belum terjadi atau memperkirakan sesuatu yang "besar" (populasi) berdasarkan informasi dari sebagian kecil yang diambil dari sesuatu yang besar tersebut (sampel) adalah lingkup statistika inferensia.
2. Macam-macam Probabiltas.
Ada 2 macam probabilitas:
Probabilitas a priori yaitu probabilitas yang disusun berdasarkan perhitungan akal, bukan atas dasar pengalaman. contoh: untuk menentukan berapa kemungkinan mata dadu yang bakal keluar, maka mempunyai kemungkinan 1/6, karena sebuah mata dadu mempunyai enam muka. Bila dua mata uang dilemparkan, maka kemungkuinan jatuh dengan dua kali sisi depannya adalah ½ x ½ = 1/4.
Probabilitas relative frekuensi, yaitu probabilitas yang disusun berdasarkan statistic atas fakta-fakta empiris, seperti probabilitas tentang gagalnya tembakan pistol adalah 5. Maksudnya bahwa setiap 100 kali pistol ditembakkan maka paling tidak 5 kali diantaranya macet. Ini disusun atas dasar pengamatan atas peristiwa.
3. Ilmu dan Probabilitas
Berdasarkan kenyataan bahwa teori generalisasi dan kausalitas bersifat probabilitas, maka ilmu-ilmu tidak pernah memberi keterangan yang pasti tentang peristiwa-peristiwa. Teori dan keterangan yang diberikannya bersifat kemungkinan. ini perlu kita sadari bahwa ilmu itu tidak pernah berpretensi untuk mendapatkan pengetahuan yang bersifat mutlak. Ia berbeda dengan ilmu pedukunan yang berani menyatakan misalnya:”Minumlah ini, anda pasti sembuh” ilmu paling-paling menyatakan: Minumlah obat ini, kemungkinan besar anda akan sembuh”. Meskipun penjelasan yang diberikan oleh ilmu adalah penjelasan probabilitik, namun probailistik yang dapat dipertanggung jawabkan, karena ia disusun berdasarkan pengalaman.
Teori ilmu memberikan kepada kita pengetahuan sebagai dasar kita mengambil keputusan. Keputusan yang kita ambil berdasarkan keterangan keilmuwan itu, dengan memandang resiko yang bakal kita hadapi. Meskipun ramalan cuaca memberikan kemungkinan 0,8 tidak akan hujan (tidak memberikan 1,00 pasti tidak hujan), toh dari keterangan ini kita bisa mengambil keputusan. Ramalan 0,8 tidak akan turun hujan berarti ada peluang 0,2 untuk turun hujan. Bila kita hendak bepergian meskipun kita tahu ada peluang 0,2 turun hujan, toh kita tidak akan mengurungkan niat kita, karena sudah cukup bagi kita jaminan 0,8 tidak akan turun hujan. jika kita mempunyai penyakit yang bila kena air hujan akan kambuh sedemikian hebatnya, maka kita akan ragu-ragu untuk memutuskan pergi. kalaupun kita memutuskan pergi kita akan memakai jaket, payung dan alat penutup lainnya yang lebih rapat. jadi tindakan yang akan kita ambil berdasarkan resiko yang mungkin timbul dari pilihan kita berkaitan dengan probabilitas ilmu bagi kehidupan kita.
D. Kesimpulan
Dari berbagai macam uraian diatas dapat disimpulkan bahwa:
1. Probabilitas adalah kemungkinan terjadinya suatu peristiwa antara 0 s/d 1
2. Macam- macam probabilitas ada dua yaitu: Probabilitas a priori yaitu probabilitas yang disusun berdasarkan perhitungan akal, bukan atas dasar pengalaman dan Probabilitas relative frekuensi, yaitu probabilitas yang disusun berdasarkan statistic atas fakta-fakta empiris
3. Teori generalisasi dan kausalitas bersifat probabilitas, maka ilmu-ilmu tidak pernah memberi keterangan yang pasti tentang peristiwa-peristiwa. Teori ilmu memberikan kepada kita pengetahuan sebagai dasar kita mengambil keputusan
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Peluang_matematika
http://luckypermana.blogspot.com/2008/10/pengertian-probabilitas.html
Mundiri,Drs., Logika, Semarang: Rajawali Pers, 2006.
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Pembahasan
- Metode Pengajaran
- Pengertian Huruf Vokal dan Konsonan
- Materi Pembelajarannya
D. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Tentang Saya
- untunk cell
- orangnya baek, jujur, baik hati,pecinta wanita, sekarang sedang kuliah di unisfat demak ambil tarbiyah
Daftar Isi
Blog Archive
Followers
Popular posts
- HADIST TENTANG PERSAUDARAAN ISLAM
- Contoh Curriculum Vitae Seminar
- Implementasi Iman Dan Takwa Dalam Kehidupan Modern
- TAKTIK PEMBELAJARAN
- PROBABILITAS
- Proposal Penelitian Kuantitatif
- MASLAHAH AL MURSALAH
- METODE PENGAJARAN HURUF VOKAL DAN KONSONAN DALAM BAHASA ARAB
- POLA KALIMAT NOMINAL DALAM BAHASA ARAB
- Logo dan Sertifikat PMII
Categories
- Anime (1)
- cari- cari (1)
- link artikel (3)
- logo (4)
- Makalah (15)
- PMII (10)
- Puisi (1)
- pusaka (1)
- unisfat (6)