Asal usul kerajaan Majapahit
Dikisahkan bahwa pada masa pemerintahan Jayanegara, kerajaan Majapahit banyak mengalami pemberontakan, salah satunya makar yang dilakukan oleh Ra Kuti. Pemberontakan yang dilakukan oleh Ra Kuti berhasil menguasai istana sehingga memaksa Prabu Sri Jayanegara bersama keluarganya mengungsi. Dalam pengungsiannya Jayanegara dikawal oleh pasukan Bhayangkara yang dipimpin oleh Gajah Mada. Masa penyelamatan Jayanegara ini merupakan bagian paling menegangkan dari isi cerita. Adanya telik sandi (mata-mata) dari pihak Ra Kuti ke dalam pasukan Bhayangkara sempat membuat pasukan Bhayangkara dan Gajah Mada sendiri kewalahan. Sehingga diputuskan Gajah Mada sendiri yang mengawal raja.
Pada akhirnya kemenangan berada di pihak Jayanegara. Pasukan Bhayangkara berhasil merebut istana serta mengembalikan Sri Prabu Jayanegara menjadi raja Majapahit. Namun kemudian Jayanegara sakit. Untuk menyembuhkan sakitnya maka didatangkan seorang tabib yang bernama Ra Tanca. Ra Tanca ini sesungguhnya adalah orang yang masih menyimpan dendam dan sakit hati pada Jayanegara. Dengan kepandaiannya meracik obat dia mengakali Gajah Mada. Ra Tanca membuat racun yang seolah-olah obat untuk diminumkan kepada Jayanegara. Saat itu juga raja meninggal. Mengetahui rajanya terbunuh, Gajah Mada segera menghukum mati Ra Tanca.
Sembilan tahun telah berlalu dari peristiwa makar yang dilakukan oleh Rakrian Kuti, seorang temanggung Majapahit, pemberontakan itu dapat di tuntas kan oleh kehebatan pasukan Bhayangkara yang di pimpin oleh Gajahmada, sehingga puncak kekuasaan dapat di kembalikan kembali kepada raja Jayanegara. Setelah Sembilan tahun masa pemulihan bagi majapahit dari “luka” akibat perbuatan makar, Majapahit kini di rundung duka kembali, Sang Raja Jayanegara tewas akibat menenggak racun yang di berikan oleh Rakrian Tanca, salah seorang temanggung dari kelompok Rakrian Kunti yang ikut berbuat makar.
Kepergian Jayanegara yang tiba-tiba itu telah membuat puncak kekuasaan di Majapahit kosong. Pengganti raja belum sempat di putuskan. Yang lebih membingungkan, tidak ada nya calon raja laki-laki sebagai pengganti Jaya Negara.
Raden wijaya sebagai raja Majapahit pertama mempunyai lima orang istri, dari kelima orang istri ini hanya istri ke empat yaitu permaisuri Gayatri dan istri kelima Sri tinuhweng yang menghasilkan keturunan. Dari Permaisuri Gayatri terlahir dua orang putri yaitu Sri Gitaraja dan Dayh wiyat, sedangkan dari permaisuri Sri tinuhweng lahir seorang putra yang di angkat menjadi raja Majapahit ke dua yaitu Jaya Negara.
Sebenar nya tidak ada masalah kerjaan Majapahit mengangkat seorang wanita menjadi prabu, tapi persoalannya tidak semudah itu, Para sekar kedaton (sebutan bagi para putri raja ini ) memiliki calon suami yang juga memiliki pendukung yang sangat antusias untuk menduduki jabatan puncak di Kerajaan besar itu. Cakradara adalah calon suami Sri Gitaraja,mempunyai pendukung yang menginginkan Sri Gitaraja lah yang akan di angkat menjadi prabu perempuan. Sementara itu , Raden Kudamerta, calon suami,sekar kedaton Dyan Wiyat, juga memiliki pendukung dengan kepentingan sama.
Segala cara dilakukan oleh pendukung kedua calon suami Sekar kedaton, mulai dari menebar terror, pembunuhan beruntun, yang mengharuskan Gajahmada dan pasukan Bhayangkara bekerja keras membereskan semua masalah itu. Keadaan di persulit dengan adanya Epos ini berlatar belakang tahun 1319, ketika itu majapahit adalah kerajaan megah yang bertakhta di tanah Jawa di bawah pemerintahan Sri Jayanegara. Gajahmada adalah seorang bekel (pemimpin) Pasukan Bhayangkara, Pasukan Bhayangkara adalah pasukan khusus pengawal raja, kalau sekarang mungkin bisa disamakan dengan Paspampres.
Di buku pertama ini, Langit Kresna Hariadi bercerita tentang Kehebatan Gajahmada dalam menghadapi pemberontakan yang di lakukan oleh Rakrian Kuti, seorang temenggung majapahit yang baru di beri gelar anugrah Rakrian Winehsuka (orang-orang yang sangat tinggi pengabdian dan kesetiaannya kepada raja) oleh Jayanegara. Karena godaan yang besar akan kekuasaan untuk menjadi orang nomor satu di Majapahit membuat Ra Kuti memprovokasi temenggung yang lain untuk membuat makar terhadap raja Jayanegara.
Rencana sudah di susun dengan sempurna, dengan keyakinan penuh oleh kelompok Ra Kuti bahwa raja Jayanegara dapat di lumpuh kan dengan sangat mudah, akan tetapi dengan kehebatan ilmu mata-mata yang di miliki oleh Pasukan Bhayangkara, akhirnya Gajamada dapet mencium adanya perbuatan makar tersebut, sehingga Raja dapat di selamat kan walau harus merelakan jabatannya di rebut oleh Ra Kuti. Melalui sebuah lorong rahasia yang berada di dalam kamar tidur raja, Pasukan Bhayangakara dapat meloloskan raja dari kejaran pasukan Ra Kuti.
Dan di mulai lah petualangan Gajahmada, bagaimana sepak terjang sang ksatria Gajah Mada dalam menyelamatkan Majapahit dari kehancuran ? jurus-jurus maut nya bersama Pasukan Bhayangkara untuk menyelamatkan Raja, kekecewaan besar karena adanya penghianatan dalam Pasukan Bhayangkara, ide-ide cerdas Gajahmada dalam memimpin serangan gerilia menghadapi pasukan Ra Kuti, intrik-intrik politik dalam merebut kembali kekuasaan semua di ramu dalam sebuah cerita yang seru dan menegangkan. Apakah Gajahmada berhasil memenangkan peperangn inirencana makar oleh istri Rakrian Tanca, pemSembilan tahun telah berlalu dari peristiwa makar yang dilakukan oleh Rakrian Kuti, seorang temanggung Majapahit, pemberontakan itu dapat di tuntas kan oleh kehebatan pasukan Bhayangkara yang di pimpin oleh Gajahmada, sehingga puncak kekuasaan dapat di kembalikan kembali kepada raja Jayanegara. Setelah Sembilan tahun masa pemulihan bagi majapahit dari “luka” akibat perbuatan makar, Majapahit kini di rundung duka kembali, Sang Raja Jayanegara tewas akibat menenggak racun yang di berikan oleh Rakrian Tanca, salah seorang temanggung dari kelompok Rakrian Kunti yang ikut berbuat makar.
Kepergian Jayanegara yang tiba-tiba itu telah membuat puncak kekuasaan di Majapahit kosong. Pengganti raja belum sempat di putuskan. Yang lebih membingungkan, tidak ada nya calon raja laki-laki sebagai pengganti Jaya Negara.
Raden wijaya sebagai raja Majapahit pertama mempunyai lima orang istri, dari kelima orang istri ini hanya istri ke empat yaitu permaisuri Gayatri dan istri kelima Sri tinuhweng yang menghasilkan keturunan. Dari Permaisuri Gayatri terlahir dua orang putri yaitu Sri Gitaraja dan Dayh wiyat, sedangkan dari permaisuri Sri tinuhweng lahir seorang putra yang di angkat menjadi raja Majapahit ke dua yaitu Jaya Negara.
Sebenar nya tidak ada masalah kerjaan Majapahit mengangkat seorang wanita menjadi prabu, tapi persoalannya tidak semudah itu, Para sekar kedaton (sebutan bagi para putri raja ini ) memiliki calon suami yang juga memiliki pendukung yang sangat antusias untuk menduduki jabatan puncak di Kerajaan besar itu. Cakradara adalah calon suami Sri Gitaraja,mempunyai pendukung yang menginginkan Sri Gitaraja lah yang akan di angkat menjadi prabu perempuan. Sementara itu , Raden Kudamerta, calon suami,sekar kedaton Dyan Wiyat, juga memiliki pendukung dengan kepentingan sama.
Segala cara dilakukan oleh pendukung kedua calon suami Sekar kedaton, mulai dari menebar terror, pembunuhan beruntun, yang mengharuskan Gajahmada dan pasukan Bhayangkara bekerja keras membereskan semua masalah itu. Keadaan di persulit dengan adanya rencana makar oleh istri Rakrian Tanca, pembunuh Jaya Negara.bunuh Jaya Negara. Asal-usul Patih Gajah Mada Asli Lamongan Diteliti
Senin, 22 Juni 2009 | 07:00 WIB
TEMPO Interaktif, Lamongan: Pemerintah Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, membentuk tim untuk penelusuran sejarah Gajah Mada. Tim diarahkan pada penggalian data menyangkut kemungkinan bahwa Maha Patih Majapahit yang dikenal dengan Sumpah Palapa itu berasal dari Lamongan.
Tim yang dibentuk oleh Bupati Masfuk dan mulai bekerja pekan ini diperkuat sejumlah budayawan. Pelaksana tugas Asisten Administrasi Lamongan, Aris Wibawa, kemarin mengatakan tim akan melakukan riset sejarah Gajah Mada di sejumlah museum di
Aris menyebutkan, dalam seminar dan rembuk budaya di Lamongan beberapa waktu lalu, dibahas keberadaan dan asal-usul Gajah Mada. Budayawan Lamongan Viddy A.D. Daery menyebutkan sejumlah cerita rakyat mengisahkan bahwa Gajah Mada adalah anak kelahiran Desa Mada (sekarang Kecamatan Modo, Lamongan). Di zaman Majapahit (1293-1527), wilayah Lamongan bernama Pamotan.
Berdasarkan cerita rakyat, Gajah Mada adalah anak Raja Majapahit secara tidak sah (istilahnya lembu peteng atau anak haram) dengan gadis cantik anak seorang demang (kepala desa) Kali Lanang. Anak yang dinamai Joko Modo atau jejaka dari Desa Mada itu diperkirakan lahir sekitar tahun 1300.
Kakek Gajah Mada, yang bernama Empu Mada, membawa Joko Modo ke Desa Cancing, Kecamatan Ngimbang. Wilayah yang lebih dekat dengan Biluluk, salah satu pakuwon di Pamotan, benteng Majapahit di wilayah utara. Sedangkan benteng utama berada di Pakuwon Tenggulun, Kecamatan Solokuro.
Salah satu bukti fisik bahwa Gajah Mada lahir di Lamongan ialah situs kuburan Ibunda Gajah Mada di Desa Ngimbang. Digambarkan, Joko Modo ketika itu berbadan tegap, jago kanuragan didikan Empu Mada. Di kemudian hari, dia diterima menjadi anggota Pasukan Bhayangkara (pasukan elite pengawal raja) di era Raja Jayanegara.
Ia menyelamatkan Jayanegara yang hendak dibunuh Ra Kuti, patih Majapahit. Gajah melarikan Jayanegara ke Desa Badander (sekarang masuk wilayah Bojonegoro) di wilayah Pamotan. Dari bukti-bukti itu, tim pelacakan Gajah Mada akan membuat dokumen. Tim akan bekerja sekitar enam bulan langsung di bawah pengarahan bupati.
ryudo
04-05-2005, 07:43 PM
Loe orang dah tauk
Tapi ada beberapa orang yg berpendapad laen.
Mereka berpendapad kalo Gajahmada itu gak salah dia sengaja serang and ngebantai , karena dia ada mata2 di tuh kerajaan.
Persuntingan itu katanya cuman politik abis itu katanya mereka mao ngelakuin kudeta terhadap hayam wuruk.
Gajahmada yang bijak langsung ambil tindakan ngelakuin pembantaian and kasih tauk ke Hayam wuruk itu hanya kesalah pahaman semata yang nyebabin persuntingan gagal.
Hayam wuruk tentu aja gak bakal hukum mati gajah mada karena jasa2nya yang bener2 besar.
Kalo menurut lo2 pada.Gajahmada bener2 salah paham ato emank dia bener2 cerdas and demi ngelakuin apa aja buat rajanya?
Hiram
04-05-2005, 08:13 PM
Episode perang Bubat ini punya banyak penafsiran.
Gajah Mada ingin Raja Sunda yg mengantar putrinya kepada Hayam Wuruk sbg tanda takluk, tapi Raja Sunda menolak dan bersikeras bahwa sebagai calon permaisuri Hayam Wuruk, putrinya harus dianggap sederajat dengan sang Raja Majapahit tsb.
Gajah Mada kemudian mengerahkan pasukan utk memaksa rombongan pengantin Sunda itu tunduk pada kemauannya, tapi para bangsawan Sunda menolak dan memilih bertarung sampai mati.
Sebagai bangsa yg merasa superior, tindakan Gajah Mada masuk logika tapi alternatif lain menduga Sang Maha Patih sejak awal tidak setuju adanya penyatuan Jawa ( Majapahit ) dengan Sunda ( Pajajaran ? ) lewat perkawinan.
Sebagai seorang Panglima yg 'War Minded' Gajah Mada tentu prefer Sunda takluk lewat kekuatan militer dan bukan akhirnya dianggap sejajar lewat pernikahan.
Atau ada kemungkinan lainnya juga bahwa sebenarnya sejak masa Ratu Tribhuwana Tunggadewi, Gajah Mada adalah penguasa Majapahit sesungguhnya dan dia memerintah lewat raja / ratu boneka.
Tribhuwana maupun Hayam Wuruk berada dibawah kendali kuasa dan pengaruh Gajah Mada.
Mungkin Hayam Wuruk kemudian berinisiatif sendiri diluar persetujuan Gajah Mada utk menyunting permaisuri Sunda atau bisa saja pembantaian tsb dilakukan Gajah Mada utk menyampaikan pesan 'secara halus' bagi rakyat Majapahit seberapa besar kuasanya sekaligus menjatuhkan wibawa Hayam Wuruk.
1364 Gajah Mada mati secara misterius.
Ada yg menyebutkan Patih tsb secara gradual kehilangan pengaruh karena makin menjauh dari Hayam Wuruk dalam suatu 'reformasi' dalam kekuasaan dimana faksi2 anti Gajah MAda berhasil memperkuat lobi thd Hayam Wuruk hingga pada puncaknya mereka berhasil melenyapkan Gajah Mada - dengan diracun atau cara apapun.
Namun kemudian kisah2 utk 'memperhalus' atau menutupi kejadian berkembag hingga seolah Gajah Mada itu tidak dibunuh melainkan mengundurkan diri dari urusan duniawi - sbg pertapa atau bahkan kisah yg lebih spektakuler lagi menyebutkan Gajah Mada 'moksha' alias memasuki dunia spiritual bersama raganya sekaligus.
Apapun itu, episode Banjir Darah di Bubat hingga 'Hilangnya' Gajah Mada secara misterius menjelaskan betapa rumitnya liku2 keadaan politis di Majapahit sebagai kerajaan terkuat di Nusantara pada masanya.
0 komentar to "SEJARAH MAJAPAHIT"
Tentang Saya
- untunk cell
- orangnya baek, jujur, baik hati,pecinta wanita, sekarang sedang kuliah di unisfat demak ambil tarbiyah
Daftar Isi
Blog Archive
Followers
Popular posts
- HADIST TENTANG PERSAUDARAAN ISLAM
- Contoh Curriculum Vitae Seminar
- Implementasi Iman Dan Takwa Dalam Kehidupan Modern
- TAKTIK PEMBELAJARAN
- PROBABILITAS
- Proposal Penelitian Kuantitatif
- MASLAHAH AL MURSALAH
- METODE PENGAJARAN HURUF VOKAL DAN KONSONAN DALAM BAHASA ARAB
- POLA KALIMAT NOMINAL DALAM BAHASA ARAB
- Logo dan Sertifikat PMII
Categories
- Anime (1)
- cari- cari (1)
- link artikel (3)
- logo (4)
- Makalah (15)
- PMII (10)
- Puisi (1)
- pusaka (1)
- unisfat (6)