KOMPARASI METODE PENDIDIKAN RSBI DAN NON RSBI

Disampaikan Dalam Diskusi Mahasiswa Fakultas Agama Islam

Unversitas Sultan Fatah Demak

Tanggal 4 Mei 2011

Oleh :

Untung Ali Romdon

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS SULTAN FATAH DEMAK

2011


KOMPARASI METODE PENDIDIKAN RSBI DAN NON RSBI

Oleh : Untung Ali Romdon[1]

A. Pendahuluan

Pendidikan merupakan pondasi dasar kemajuan suatu bangsa. Dengan tingginya kualitas pendidikan maka cita- cita bangsa ini akan lebih mudah tercapai. Untuk memajukan suatu pendidikan ditopang oleh banyak hal diantaranya kurikulum, metode, sarana dan prasarana, dan lain- lain.

Saat ini kurikulum yang di pakai di sekolah adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). KTSP merupakan salah satu bentuk realisasi kebijakan dibidang pendidikan agar kurikulum benar – benar sesuai dengan kebutuhan pengembangan potensi peserta didik di sekolah yang bersangkutan di masa sekarang dan akan datang dengan mempertimbangkan kepentingan lokal, Nasional dan tuntutan global dengan semangat Manajemen berbasis Sekolah (MBS). Adapun tujuan dari KTSP adalah untuk mencapai tujuan pendidikan ditingkat satuan pendidikan.

Dalam Bab XIV pasal 50 ayat 3 Undang-undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, disebutkan bahwa pemerintah daerah harus mengembangkan sekurang-kurangnya satu satuan pendidikan menjadi bertaraf internasional. Penjelman dari UU tersebut adalah dibentuknya Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI). Metode pengajarannya pun berbeda antara sekolah yang RSBI dan non RSBI. Dan Metode inipun akan membawa out put yang berbeda.

B. Macam Metode Pendidikan

Metode dapat diartikan sebagai cara untuk penyampaian materi pelajaran kepada anak didik Menurut Mohammad Athiyah al-absary mendefisikannya sebagai jalan yang diikuti untuk memberi kefahaman kepada murid-murid dalam segala macam hal pelajaran dan mata pelajaran.

Metode pendidikan ada beberapa macam diantaranya ;

1. Metode Diskusi adalah suatu cara penyampaian pelajaran di mana guru memberi kesempatan kepada peserta didik/ kelompok-kelompok untuk mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan, atau menyusun berbagai alternatif pemecahan masalah.

2. Metode Tanya jawab ialah suatu cara mengajar dimana seorang guru mengajukan pertanyaan kepada peserta didik tentang pelajaran yang telah diajarkan atau bacaan yang sudah mereka baca dengan sambil memperhatikan proses berfikir di antara peserta didik.

3. Metode Perumpamaan atau metafora adalah metode yang mengembangkan kemampuan analisis dalam rangka menemukan makna Metafora adalah sebuah gaya bahasa yang merupakan cara untuk mengungkapkan sesuatu dengan melukiskannya atau mengkiaskan secara langsung. Jadi ungkapan itu langsung berupa kiasan bukan makna sesungguhnya. Makna tersebut mengalami perubahan karena persamaan sifat antara satu obyek dengan obyek lainnya.

4. Metode eksperimen, Suatu metode yang dilakukan dalam suatu pelajaran tertentu terutama yang bersifat objektif, seperti ilmu pengetahuan alam, baik dilakukan di dalam/di luar kelas maupun dalam suatu laboratorum tertentu Metode pemahaman dan penalaran.

5. Metode demonstrasi, Metode ini adalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan sesutau kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan yang sedang disajikan. Tujuan metode ini adalah memperjelas pengertian konsep atau suatu teori.

6. Metode pemberian tugas, Suatu cara mengajar dengan cara memberikan sejumlah tugas yang diberikan guru kepada murid dan adanya pertanggungjawaban terhadap hasilnya

7. Metode sosiodrama, Suatu cara mengajar dengan cara memberikan sejumlah tugas yang diberikan guru kepada murid dan adanya pertanggungjawaban terhadap hasilnya.

8. Metode drill, Suatu cara mengajar yang digunakan dengan cara memberikan latihan yang diberikan guru kepada murid agar pengetahuan dan kecakapan terentu dapat menjadi atau dikuasi oleh anak.

9. Metode kerja kelompok.

10. Metode proyek, memecahkan masalah dengan langkah-langkah secara ilmiah, logis dan sistematis

C. Metode Pendidikan Sekolah RSBI

Sekolah yang sudah mempunyai kualitas yang tinggi ditunjuk oleh direktorat jendral untuk menjadi sekolah RSBI. Sekolah-sekolah tersebut dipersiapkan secara bertahap melalui pembinaan oleh pemerintah dan stakeholders, dalam jangka waktu tertentu yaitu empat tahun diharapkan sekolah tersebut mampu dan memenuhi kriteria untuk menjadi SBI.

Dengan adanya RSBI harapan untuk meningkatkan sumber daya manusia tentu akan lebih mudah diraih. RSBI atau Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional adalah sekolah yang mempunyai kelebihan khusus dalam proses belajar mengajar. Yang mana proses ini diharuskan menggunakan sistem Bilingual yaitu sistem 2 bahasa pengantar, Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris.

Adapun tujuan dari dibentuknya RSBI adalah sebagai berikut[2] :

1. Untuk membina sekolah yang secara bertahap ditingkatkan dan dikembangkan komponen, aspek, dan indikator SNP dan sekaligus keinternasionalannya;

2. Untuk menghasilkan suatu sekolah yang memenuhi IKKM (SNP) dan memenuhi IKKT sekaligus, sehingga dapat menjadi SBI;

3. Sekolah merintis dapat menghasilkan lulusan yang memilki kompetensi lulusan dan diperkaya dengan standar kompetensi pada salah satu sekolah terakreditasi di negara anggota OECD atau negara maju lainnya;

4. Sekolah merintis dapat menghasilkan lulusan yang memilki daya saing komparatif tinggi yang dibuktikan dengan kemampuan menampilkan unggulan lokal di tingkat internasional;

5. Sekolah merintis dapat menghasilkan lulusan yang memiliki kemampuan bersaing dalam berbagai lomba internasional yang dibuktikan dengan perolehan medali emas, perak, perunggu dan bentuk penghargaan internasional lainnya;

6. Sekolah merintis dapat menghasilkan lulusan yang memilki kemampuan bersaing kerja di luar negeri terutama bagi lulusan sekolah menengah kejuruan;

7. Sekolah merintis dapat menghasilkan lulusan yang memilki kemampuan berperan aktif secara internasional dalam menjaga kelangsungan hidup dan perkembangan dunia dari perspektif ekonomi, sosio-kultural, dan lingkungan hidup;

8. Sekolah merintis dapat menghasilkan lulusan yang memiliki kemampuan menggunakan dan mengnembangkan teknologi komunikasi dan informasi secara profesional.

Pembelajaran di sekolah RSBI tentu saaj berbeda dengan sekolah non RSBI. Waktu pembelajaran biasnya dimulai pukul 07.00 WIB dan berakhir pukul 15.30 WIB dan bisa di bilang one day school. Penekanan sekolah ini adalah penguasaan terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi. Pada mata pelajaran ilmu pengetahuan digunakan dua bahasa pengantar yaitu bahasa Inggris dan bahasa Indonesia.

Sekolah harus mampu mempertahankan standar nasional pendidikan yang terdiri atas standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian pendidikan. Selain standar ini juga ada standar pemenuhan 30 % pengajar harus S2, ruang kelas diharuskan mempunyai LCD Proyektor, nilai sekolah minimal 850, luas sekolah minimal 1 hektar, memiliki laboratorium bahasa, berstandar ISO, serta memiliki kelengkapan sanitasi, yaitu satu toilet untuk setiap 20 siswa.

Metode pembelajaran sekolah RSBI dapat bermacam- macam disesuaikan dengan tema dan materi mata pelajaran tersebut. Semua metode diatas dapat diterapkan namun ada beberapa metode yang sering digunakan yaitu ceramah, diskusi, eksperimen dan pemberian tugas.

D. Metode Pendidikan Sekolah Non RSBI

Pembelajaran merupakan seperangkat tindakan yang dirancang untuk mendukung proses belajar peserta didik, dengan memperhitungkan kejadian-kejadian eksternal yang berperanan terhadap rangkaian kejadian-kejadian internal yang berlangsung di dalam peserta didik (Winkel, 1991).

Pengaturan peristiwa pembelajaran dilakukan secara seksama dengan maksud agar terjadi belajar dan membuat berhasil guna (Gagne, 1985). Oleh karena itu pembelajaran perlu dirancang, ditetapkan tujuannya sebelum dilaksanakan, dan dikendalikan pelaksanaannya (Miarso, 1993)

Proses pembelajaran yang berhasil guna memerlukan teknik, metode, dan pendekatan tertentu sesuai dengan karakteristik tujuan, peserta didik, materi, dan sumber daya. Sehingga diperlukan strategi yang tepat dan efektif.

Faktor yang memengaruhi proses pembelajaran terdiri dari faktor internal dan eksternal. Faktor internal adalah faktor-faktor yang berkaitan dengan pribadi guru sebagai pengelola kelas. Guru harus dapat melaksanakan proses pembelajaran, oleh sebab itu guru harus memiliki persiapan mental, kesesuaian antara tugas dan tanggung jawab, penguasaan bahan, kondisi fisik, dan motivasi kerja

Faktor eksternal adalah kondisi yang timbul atau datang dari luar pribadi guru, antara lain keluarga dan lingkungan pergaulan di masyarakat. Faktor lingkungan, yang dimaksud adalah faktor lingkungan alam, lingkungan sosial, dan lingkungan sekolah

KTSP mengacu pada sistem pembelajaran berbasis kompetensi, yaitu pembelajaran yang dilakukan dengan orientasi pencapaian kompetensi peserta didik. Sehingga muara akhir hasil pembelajaran adalah meningkatnya kompetensi peserta didik yang dapat diukur dalam pola sikap, pengetahuan, dan keterampilannya.

Prinsip pembelajaran berbasis kompetensi adalah sebagai berikut:

a. Berpusat pada peserta didik agar mencapai kompetensi yang diharapkan. Peserta didik menjadi subjek pembelajaran sehingga keterlibatan aktivitasnya dalam pembelajaran tinggi. Tugas guru adalah mendesain kegiatan pembelajaran agar tersedia ruang dan waktu bagi peserta didik belajar secara aktif dalam mencapai kompetensinya.

b. Pembelajaran terpadu agar kompetensi yang dirumuskan dalam KD dan SK tercapai secara utuh. Aspek kompetensi yang terdiri dari sikap, pengetahuan, dan keterampilan terintegrasi menjadi satu kesatuan.

c. Pembelajaran dilakukan dengan sudut pandang adanya keunikan individual setiap peserta didik. Peserta didik memiliki karakteristik, potensi, dan kecepatan belajar yang beragam. Oleh karena itu dalam kelas dengan jumlah tertentu, guru perlu memberikan layanan individual agar dapat mengenal dan mengembangkan peserta didiknya.

d. Pembelajaran dilakukan secara bertahap dan terus menerus menerapkan prinsip pembelajaran tuntas (mastery learning) sehingga mencapai ketuntasan yang ditetapkan. Peserta didik yang belum tuntas diberikan layanan remedial, sedangkan yang sudah tuntas diberikan layanan pengayaan atau melanjutkan pada kompetensi berikutnya.

e. Pembelajaran dihadapkan pada situasi pemecahan masalah, sehingga peserta didik menjadi pembelajar yang kritis, kreatif, dan mampu memecahkan masalah yang dihadapi. Oleh karena itu guru perlu mendesain pembelajaran yang berkaitan dengan permasalahan kehidupan atau konteks kehidupan peserta didik dan lingkungan.

f. Pembelajaran dilakukan dengan multi strategi dan multimedia sehingga memberikan pengalaman belajar beragam bagi peserta didik.

g. Peran guru sebagai fasilitator, motivator, dan narasumber

Pada dasarnya metode pendidikan yang digunakan antara sekolah RSBI dan non RSBI adalah cenderung sama. Hal yang paling membedakan adalah adanya bahasa pengantar untuk mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi menggunakan bilingual yaitu dua bahasa , Indonesia dan Inggris.

Sekolah non RSBI hanya mengacu pada kurikulum berbasis KTSP yang mana sekolah mempunyai hak untuk mengelola dirinya sendiri.

E. Kesimpulan

Metode pendidikan merupakan cara untuk menyampaikan materi kepada peserta didik, yang mana cara ini ada bermacam- macam diantaranya ceramah, diskusi, perumpamaan, eksperimen, demonstrasi, pembagian tugas, sosiodrama, drill, kerja kelompok dan proyek.

Metode pendidikan antar sekolah RSBI dan non RSBI cenderung sama yang membedakan adalah di sekolah RSBI menggunakan bahasa pengantar Bilingual yaitu menggunakan dua bahasa, bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris.



[1] Mahasiswa Fakultas Agama Islam Universitas Sultan Fatah Demak

[2] http://krisna1.blog.uns.ac.id/2011/01/01/konsep-sbi-dan-rsbi/


0 komentar to "KOMPARASI METODE PENDIDIKAN RSBI DAN NON RSBI"

Diberdayakan oleh Blogger.

Tentang Saya

Foto saya
orangnya baek, jujur, baik hati,pecinta wanita, sekarang sedang kuliah di unisfat demak ambil tarbiyah

My Blogs

free counters

Followers

Categories

tags
Name: Alamat: Email:
Web hosting for webmasters